27.2.15

Mereguk Panorama Danau Lindu


Foto: Panorama Danau Lindu  (dokkolpri)


Perjalanan saya dan kawan-kawan ke Danau Lindu di awal Januari 2015, sungguh telah mengobati kerinduan saya akan keindahan dan keasrihan panoramanya. Meskipun melelahkan karena jalan menanjak dan licin, tidak menyurutkan langkah dan semangat kami untuk segera sampai ke danau yang terkenal dengan ikan mujairnya.
Foto: Butuh stamina untuk sampai ke desa Tomado (dokkolpri)
Desa Tomado, desa tujuan kami, adalah salah satu desa yang berada di tepi danau Lindu yang hanya berjarak sekira 13 kilometer dari desa Sadaunta. Desa Sadaunta sendiri berjarak 60 kilometer arah selatan Kota Palu, provinsi Sulawesi Tengah. Sayangnya, jika dibandingkan 11 tahun lalu, danau yang terletak di kecamatan Kulawi, kabupaten Sigi, provinsi Sulawesi Tengah itu telah banyak mengalami perubahan.


Foto: Rehat sejenak di puncak (dokkolpri)
Masih membekas dibenak saya, ketika pertama kali saya melakukan perjalanan ke danau ini tahun 2003 silam. Nyanyian satwa hutan yang serasi dengan suara gemericik air yang menyembur dari bebatuan pegunungan menemani perjalanan kami menuju kawasan danau. Kala itu perjalanan hanya dapat ditempu dengan berjalan kaki selama 5 – 6 jam dari desa Sadaunta.
Perjalanan kali ini merupakan kunjungan kedua saya ke kawasan Danau Lindu. Lama perjalanan menuju lokasi danau lebih singkat, karena sudah menggunakan kendaraan roda dua. Hanya butuh waktu 1 jam kami sudah sampai di desa Tomado.
Nyanyian merdu satwa hutan yang biasa terdengar sepanjang perjalanan, kini tenggelam diantara riuh-deru suara mesin kendaraan roda dua yang hilir mudik di jalanan sempit. Begitupun gemericik air pegunungan tidak lagi terdengar karena memang tidak lagi menyembur sela-sela bebatuan. Mungkin hutan pelit membagi keindahannya, karena mereka sering diusik oleh peramba-peramba yang tidak memikirkan keseimbangan alam. Waktu dapat mengubah semuanya.
Daya tarik danau yang terkenal dengan schistosomiasis, sejenis penyakit yang disebabkan oleh keong endemik itu adalah keindahan hutan wisata dengan panorama pegunungan dan pemandangan danau, khususnya bagi pengunjung yang berjalan kaki atau pendaki gunung. Sungguh mengena jika hutan di seputaran danau yang secara geografias berada di kawasan Taman Nasional Lore Lindu disebut Hutan Wisata Danau Lindu.
Foto: Menikmati udara malam Danau Lindu (dokkolpri)
Danau ini terkenal dengan ikan Mujair dan merupakan habitat bagi berbagai macam tumbuhan dan hewan. Namun terlihat mulai berkurang keanekaragamannya karena menurunnya populasi spesies serta hilangnya beberapa spesies akibat perambaan hutan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
Kami membangun tenda di tepi danau. Suguhan panorama indah senja hari yang dibalut dengan kesejukan dan aroma khas danau mampu melepas lelah kami di perjalanan. Tampak para nelayan sedang memasang pukat perangkap ikan yang akan dibiarkan semalaman sembari berharap besok pagi ketika diangkat ikan-ikan bergelayutan di pukat itu.
Malam hari, kami bercengkrama. Cerita masa lalu pun mengalir. Mulai dari masa-masa sekolah, soal pramuka, juga tentang hari esok. Udara dingin terasa menusuk kulit kami. Sebagian dari kami beranjak ke dalam tenda untuk tidur. Malam semakin larut. Dan suara deburan ombak kecil danau turut menemani perjalanan kami ke alam mimpi.
Dua hari mereguk keindahan panorama danau lindu sambil menikmati lezatnya ikan Mujair tangkapan sendiri, sungguh melengkapi momen kebahagiaan kami menikmati liburan tahun baru 2015.
Danau Lindu, kami selalu merindukanmu!!

Awal Januari 2015










1 komentar: