Foto: Ujicoba pembuatan komposit di Lab Tehnik Untad (kiri), dan pembuatan
komposit dengan alat pres sederhana di Lab Kimia SMAN Madani (kanan)
Hamparan alat dan bahan kimia di atas meja
praktikum tampak tidak teratur. Terlihat pula daun-daun kering, sabut kelapa,
dan serbuk gergaji mengotori lantai putih ruang Laboratorium (Lab) Kimia SMAN
Madani. Dua alat pres manual berderet di meja prepare yang siap digunakan.
Disisinya, dua buah dongkrak berkekuatan 3 ton siap memberi tekanan pada sampel
nanokomposit. Riuh suara blender yang tengah menghaluskan sampel dari sampah
organik tersebut turut melengkapi kesibukkan di ruang yang beraroma
zat “beracun” itu.
Gambaran suasana di atas sudah
berlangsung selama sepekan. Kesibukan di ruang Lab itu bukan tanpa alasan. Dua
siswa SMAN Madani, Munawwir dan Rizaldi Alif Syahrial tengah melakukan penelitian
terkait dengan furniture rumah anti terbakar yang diikutkan dalam Indonesian
Science Project Olympiad (ISPO) tingkat
nasional. ISPO semacam
olimpiade penelitian untuk siswa sekolah menengah.
Foto: papan komposit (dokpri) |
Sayangnya,
geliat di ruang Lab Kimia tidak membuat siswa lain tertarik atau sekedar
menanyakan apa yang dilakukan kedua siswa itu. Bidang Penelitian memang belum
mendapat “tempat” yang nyaman di hati kebanyakan siswa tingkat sekolah menengah.
Berbeda
dengan bidang olahraga dan seni yang gegap gempita dan memiliki banyak
penggemar. Bidang penelitian tidak seheboh kedua bidang itu. Tidak salah jika
mantan Mendikbud M. Nuh mengatakan bahwa bidang penelitian adalah silent area.
Keengganan
siswa bergelut di bidang ini disebabkan banyak faktor. Kebanyakan dari mereka
beralasan karena sulit mendapat ide penelitian yang orisinil. Selain itu
dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan sebuah penelitian sampai
pada penyusunan laporan akhir.
Bagi
saya, alasan yang dikemukakan di atas tidaklah rasional. Mengingat bidang ini
memiliki “area” yang luas, sehingga banyak hal yang ditemukan disekitar kita
dapat menjadi sumber inspirasi. Soal kesulitan mendapatkan ide penelitian, sebenarnya
dapat diatasi dengan cara banyak membaca, baik melalui buku-buku maupun media
daring tentang hal-hal yang berkaitan dengan hasil penelitian yang sudah pernah
dilakukan.
Memang
aktififitas bidang penelitian membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk
menyelesaikan. Tetapi hal ini dapat dikompromikan dengan memilih obyek dan
metode penelitian yang sederhana. Penelitian sederhana setingkat SMA tentu
tidak sesulit dengan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir.
Dengan memilih penelitian sederhana, maka waktu yang dibutuhkan relatif
singkat.
Seperti
penelitian yang dilakukan oleh Munawwir dan Rizaldi Alif Syahrial, yang mengangkat judul, Pemanfaatan
Nanokomposit Anti Terbakar pada Furniture dan Plafon Rumah. Dengan desain
sederhana, mereka membuat papan nanokomposit yang berasal dari campuran sampah
organik, PVAC dan serbuk DCP yang mudah diperoleh di Kota Palu.
Saat ini sampel komposit yang
dihasilkan sudah masuk tahap kedua, yaitu uji bakar dan daya tekan yang akan
dilakukan di Lab tehnik Mesin Fakultas Tehnik Untad.
Sebagai bentuk apresiasi atas usaha
mereka, kita berdoa semoga penelitian yang dilakukan keduanya berjalan lancar
dan sukses masuk finalis ISPO tingkat nasional tahun 2015 mendatang. Amin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar