1.12.14

Hentikan Polemik Smasvent vs Madvent




Foto: Madvent 2013 di Toaya Vunta (dokpri)
    Meskipun saya telah “menetralisir” soal pembekuan Madani Adventure (Madvent) lewat artikel Haruskah Madvent ditiadakan?, tidak serta merta menghentikan polemik tentang Madvent. Seperti dugaan saya sebelumnya, sulit rasanya menghilangkan bayang-bayang Madvent dibenak siswa, baik yang masih tercatat sebagai siswa aktif maupun para alumninya.
Gagasan Smadani Scout Adventure (SMASVENT) yang diharapkan bakal “mengobati” rasa kecewa akibat pembubaran Madvent justru menimbulkan “kesalahpahaman” di antara Pengurus Dewan Penegak (DP) dan Pengurus OSIS SMAN Madani. “Kesalahpahaman” dipicu soal pembagian tugas dalam penanganan Smasvent. Siapa sebenarnya yang berhak terlibat dalam kepanitiaan atau sangga kerja (saker) Smasvent.
Akar persoalan ini sesungguhnya terletak pada “fanatisme Madvent” yang sulit dihilangkan dari tubuh OSIS dan ketidakpahaman soal Smasvent dari pengurus DP. Jika kedua belah pihak ini tidak bisa “membuka diri” maka kemungkinan besar “kesalahpahaman” akan berdampak kurang baik bagi kedua organisasi itu dan sudah barang tentu imbasnya kepada sekolah yang kita banggakan ini.
Di tulisan saya sebelumnya, menyatakan bahwa nuansa Madvent ada pada gagasan Smasvent. Bukan berarti semua aturan Madvent dibawa masuk ke dalam kegiatan Smasvent. “Nuansa” yang saya maksud adalah lebih pada sisi adventurenya bukan pada aturan atau persyaratan yang mengikat dalam kepanitiaan/saker. Ingat, Smasvent bukanlah Madvent ke-9.
Aktifitas Smasvent kental dengan aktifitas scouting, sehingga kegiatan pokok Smasvent adalah Penerimaan Tamu Ambalan (PTA). Prosesi PTA menjadi calon penegak inilah yang dikemas dalam nuansa Madvent. Pengambilan slayer seperti kebiasaan di Madvent tetap dipertahankan dengan modifikasi ala pramuka. Slayer akan diganti dengan scarf. Scarf ini akan digunakan oleh alumni Smasvent dalam latihan-latihan kepramukaan sebagai tanda bahwa pemakainya adalah calon penegak sebelum mereka mencapai tingkatan pertama dalam kepenegakan, yaitu Bantara. Pemakaian scarf hanya diwajibkan bagi angkatan 10.
Bagaimana soal kepanitiaan?
Soal ini akan ditangani oleh pihak sekolah, dalam hal ini dikonsultasikan dengan wakasek bidang kesiswaan. Namun saya sebagai salah satu dari guru yang diserahi tanggungjawab sebagai pembina OSIS sekaligus pembina pramuka akan memberikan penjelasan awal terkait dengan Smasvent. Hitung-hitung sebagai bagian dari sosialisasi Smasvent yang pelaksanaannya semakin dekat.
Pertama, persyaratan saker. Saker (istilah yang akan digunakan dalam kepanitiaan Smasvent) adalah gabungan antara pengurus OSIS dan DP. Dalam hal ini, pengurus OSIS diberi kewenangan untuk memilih anggota diluar pengurus OSIS dengan syarat pernah mengikuti Madvent. Sementara dari DP adalah mereka yang sudah mencapai penegak Bantara atau Laksana tanpa syarat lain. Artinya Saker dari DP tidak harus alumni Madvent. Alasannya siswa yang telah mencapai Bantara/laksana telah mengikuti serangkaian ujian yang setara dengan Madvent.
Kedua, pembagian tugas akan diatur sebagai berikut: (1) Saker dari OSIS/DP alumni madvent bertugas pada kegiatan hiking, penjelajahan dan prosesi pengambilan scarf. Saker yang bukan alumni tidak diperkenankan terlibat langsung dalam aktifitas tersebut. (2) Saker dari DP akan mengambil alih kegiatan upacara, kegiatan anjangsana pos dan pelantikan. (3) Kegiatan lain di luar dari kegiatan yang disebutkan di atas akan dikerjakan secara gotong royong.
Ketiga, pemateri Smasvent. Pemateri Smasvent terdiri dari guru-guru, pembina pramuka dan penegak bantara yang menjadi peserta ujian SKU Laksana. Pemateri lainnya akan melibatkan orang “luar” yang paham soal kepramukaan.
Dengan penjelasan ini, saya berharap tidak ada lagi “kesalahpahaman” soal pembagian tugas dalam Saker Smasvent. Saya memaklumi adanya pihak-pihak yang kurang puas dengan penjelasan saya. Tetapi saya mengajak semua pihak, khususnya OSIS dan DP agar tidak mempermasalahkan segala aturan-aturan yang terkait dengan Saker Smasvent. Serahkan saja pada pihak sekolah. Semuanya harus tunduk pada aturan yang ditetapkan pihak sekolah.
Sekali lagi, selaku pembina harian OSIS dan pembina Pramuka, saya menghimbau kepada ketua OSIS dan Ketua DP agar meyakinkan anggotanya masing-masing bahwa kegiatan smasvent adalah kegiatan latihan kepemimpinan dan kedisiplinan dalam semangat kebersamaan. Keberhasilan dari Smasvent tergantung dari Saker yang solid dan bertanggungjawab serta tunduk pada aturan yang dibuat oleh pihak sekolah.
Salam Smasvent!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar