Foto: Panorama Danau Lindu (dokkolpri)
Perjalanan
saya dan kawan-kawan ke Danau Lindu di awal Januari 2015, sungguh telah
mengobati kerinduan saya akan keindahan dan keasrihan panoramanya. Meskipun
melelahkan karena jalan menanjak dan licin, tidak menyurutkan langkah dan
semangat kami untuk segera sampai ke danau yang terkenal dengan ikan mujairnya.
Foto: Butuh stamina untuk sampai ke desa Tomado (dokkolpri) |
Desa
Tomado, desa tujuan kami, adalah salah satu desa yang berada di tepi danau
Lindu yang hanya berjarak sekira 13 kilometer dari desa Sadaunta. Desa Sadaunta
sendiri berjarak 60 kilometer arah selatan Kota Palu, provinsi Sulawesi Tengah.
Sayangnya, jika dibandingkan 11 tahun lalu, danau yang terletak di kecamatan
Kulawi, kabupaten Sigi, provinsi Sulawesi Tengah itu telah banyak mengalami
perubahan.
Foto: Rehat sejenak di puncak (dokkolpri) |
Masih
membekas dibenak saya, ketika pertama kali saya melakukan perjalanan ke danau
ini tahun 2003 silam. Nyanyian satwa hutan yang serasi dengan suara gemericik
air yang menyembur dari bebatuan pegunungan menemani perjalanan kami menuju
kawasan danau. Kala itu perjalanan hanya dapat ditempu dengan berjalan kaki
selama 5 – 6 jam dari desa Sadaunta.
Perjalanan
kali ini merupakan kunjungan kedua saya ke kawasan Danau Lindu. Lama perjalanan
menuju lokasi danau lebih singkat, karena sudah menggunakan kendaraan roda dua.
Hanya butuh waktu 1 jam kami sudah sampai di desa Tomado.
Nyanyian merdu satwa hutan yang
biasa terdengar sepanjang perjalanan, kini tenggelam diantara riuh-deru suara
mesin kendaraan roda dua yang hilir mudik di jalanan sempit. Begitupun
gemericik air pegunungan tidak lagi terdengar karena memang tidak lagi
menyembur sela-sela bebatuan. Mungkin hutan pelit membagi keindahannya, karena
mereka sering diusik oleh peramba-peramba yang tidak memikirkan keseimbangan
alam. Waktu dapat mengubah semuanya.
Daya tarik
danau yang terkenal dengan schistosomiasis, sejenis penyakit yang
disebabkan oleh keong endemik itu adalah keindahan hutan wisata dengan panorama
pegunungan dan pemandangan danau, khususnya bagi pengunjung yang berjalan kaki
atau pendaki gunung. Sungguh mengena jika hutan di seputaran danau yang secara
geografias berada di kawasan Taman Nasional Lore Lindu disebut Hutan Wisata
Danau Lindu.
Foto: Menikmati udara malam Danau Lindu (dokkolpri) |
Danau ini terkenal dengan ikan
Mujair dan merupakan habitat bagi berbagai macam tumbuhan dan hewan. Namun terlihat
mulai berkurang keanekaragamannya karena menurunnya populasi spesies serta
hilangnya beberapa spesies akibat perambaan hutan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggungjawab.
Kami
membangun tenda di tepi danau. Suguhan panorama indah senja hari yang dibalut
dengan kesejukan dan aroma khas danau mampu melepas lelah kami di perjalanan.
Tampak para nelayan sedang memasang pukat perangkap ikan yang akan dibiarkan
semalaman sembari berharap besok pagi ketika diangkat ikan-ikan bergelayutan di
pukat itu.
Malam hari, kami bercengkrama. Cerita
masa lalu pun mengalir. Mulai dari masa-masa sekolah, soal pramuka, juga
tentang hari esok. Udara dingin terasa menusuk kulit kami. Sebagian dari kami
beranjak ke dalam tenda untuk tidur. Malam semakin larut. Dan suara deburan
ombak kecil danau turut menemani perjalanan kami ke alam mimpi.
Dua hari mereguk keindahan
panorama danau lindu sambil menikmati lezatnya ikan Mujair tangkapan sendiri,
sungguh melengkapi momen kebahagiaan kami menikmati liburan tahun baru 2015.
Danau Lindu, kami selalu merindukanmu!!
Awal
Januari 2015
indah sekali terima kasih telah berbagi pengalaman dan refensi tempat nya
BalasHapus