31.3.15

That Inspire (3) : Pevita Pearce



Senang Menulis Diary, Akhirnya Menulis Buku

Pevita Pearce (Foto: kapanlagi.com)
Kepahitan dan sakit hati
adalah kunci sukses ketika kita bisa menghadapi
dan membawanya ke arah yang positif.
Terima kasih, masa lalu.
Selamat tinggal, masa lalu.
Selamat datang, matahari.
Kini, aku dapat kembali bersinar.

Kalimat indah di atas adalah kutipan dari bagian akhir buku buah karya dari Pevita Pearce, Our Notebook: Peace in Mind, War at Heart, yang dirilis tahun 2014 lalu. Buku setebal 128 halaman itu masuk dalam salah satu daftar koleksi dari sekian buku di perpustakaan pribadi saya. Desain cover yang menarik dan cetakan luks dalam balutan warna yang tidak mencolok, buku Pevita Pearce terlihat unik.
Pevita Pearce yang punya nama lengkap Pevita Cleo Eileen Pearce merupakan artis berdarah campuran Inggris dan Banjarmasin. Pevita mengawali karirnya sejak usia remaja dengan membintangi sebuah film berjudul "Denias, Senandung di Atas Awan" tahun 2006.
Sepak terjang pemeran film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck itu sungguh menarik untuk dibahas. Namun kutipan indah di awal tulisan inilah yang menyeret pikiran dan tangan saya untuk menulis sang pemenang Actress of the Year dalam penghargaan Indonesian Choice Awards tahun 2014 lalu.
Pevita Pearce (http://createapk.com)
Menulis bagi Pevita merupakan hobi sejak masih kecil. Ia mengaku sering menuliskan pengalaman kesehariannya di buku diary sejak masih di bangku Sekolah Dasar. Dalam buku perdannya, artis cantik yang jago akting ini menulis cerita tentang petualangan menuju puncak sebagai seorang artis dalam buku tersebut. Tak luput pula, tentang catatan perjalanan kisah asmaranya yang indah sekaligus kelam, yang mungkin luput dari pemberitaan tersaji dalam buku itu. Gambaran kisah perjalanan hidup Pevita dengan bumbu kisah cinta yang mengalami pasang-surut, diungkap dengan gaya puitis.
Meskipun demikian, seperti yang dilansir dari beberapa berita media daring, Pevita mengaku bahwa tidak sepenuhnya yang ditulis dalam bukunya merupakan kisah nyata, melainkan sebagian dibumbui cerita fiksi yang membuat buku ini menarik untuk dibaca.
Bagi saya, apa yang ditulis Pevita adalah sebuah pengalaman yang berharga dan menarik. Masa lalu yang kelam dan pahit serta rasa sakit hati yang berhasil ia lewati sarat dengan nilai juang dan kerja keras sehingga berbuah sukses.
Yang paling diapresiasi dari seorang Pevita Pearce adalah keberaniannya menulis buku. Salut!

1 komentar: