4.11.14

SEMANGATNYA TUH DI SANA (2)


(Episode: Musyawarah Ambalan)

Ambalan SMANDUBIRMA 2004, jadul....(dokpri)
Cerita soal ambalan SMAN 2 Sigi Biromaru atau SMANDUBIRMA (maaf yach, saya masih senang menyebut SMANDUBIRMA) bagi saya tidak akan pernah habis-habisnya. Never end
       Sudah tujuh tahun lebih saya meninggalkan Ambalan SMANDUBIRMA, namun saya masih merasakan virus spirit yang menjangkiti setiap anggota yang masih aktif  baik “didalam” maupun “diluar”. Bahkan saya masih menjadi “bagian” dari jejak giat dan derap langkahnya sampai saat ini. Tidaklah berlebihan, jika saya mengatakan “memisahkan” saya dari Ambalan SMANDUBIRMA, sama halnya “membunuh” kreatifitas saya di pramuka.
Ambalan SMANDUBIRMA effect, sungguh membentuk pribadi saya mulai dari tindakan sampai cara berpikir saya tentang pramuka. Tidak dipungkiri, warna Ambalan SMADANI yang kini menjadi binaan saya pun, tidak luput dari Ambalan SMANDUBIRMA effect, walaupun sampai detik ini saya dan teman-teman pembina lainnya belum bisa membentuk Ambalan SMADANI yang “mencintai pramuka”.
Saya tahu, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Selalu saja ada hal-hal yang “kurang” yang mengiringi perjalanan hidup ini. Begitu pula perjalanan Ambalan SMANDUBIRMA ketika saya masih aktif membina. Justru melengkapi hal yang “kurang” itulah yang membuat ambalan ini belajar “mencintai pramuka”. Kerikil-kerikil tajam yang selalu terhampar, duri-duri tajam yang selalu berserak, bahkan batu-batu cadas yang kokoh selalu menghadang langkah-langkah kecil ambalan ini tidak menyurutkan semangat “mencintai pramuka”. Tajamnya kerikil, duri, dan batu cadas itu seolah menjadi arena “berlatih” kesabaran, ketekunan, kemandirian, kebersamaan dan juga saling menghargai warga ambalan.
Hiking: Kenangan Jembatan gantung Sidondo (dokpri)
Akhir-akhir ini Ambalan SMANDUBIRMA effect semakin menguat dalam diri saya. Menyaksikan semangat anak-anak pramuka di ambalan SMNDUBIRMA dalam pencarian dana untuk kegiatan Musawarah Ambalan (MA) sungguh mengingatkan saya pada momen-momen MA masa lalu. Mungkin cara dan konsepnya berbeda tapi rasa bertanggungjawab anggota terhadap kesuksesan MA bermuara sama.
Menurut saya, penerapan dasa darma cukup efektif di momen MA. Sebagai wadah latihan, momentum MA menjadi sarana yang sangat efektif untuk membangun dinamika organisasi ambalan. Melalui MA kita dapat membentuk kepengurusan Dewan Penegak baru sekaligus merevitalisasi tugas dan fungsi Dewan Penegak. Di MA pula kita melakukan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dan juga merencanakan program di masa kerja berikutnya.
Nuansa MA di Ambalan SMADANI mungkin berbeda jauh dari MA di Ambalan SMANDUBIRMA. Saya sadari, sekalipun Ambalan SMANDUBIRMA effect mengalir di aliran darah saya, tetapi saya tidak mungkin melakukan pendekatan yang sama dengan apa yang saya lakukan di Ambalan SMANDUBIRMA. Kondisi warga sekolah yang belum “menerima” kegiatan pramuka, membuat saya harus meredesain MA yang simpel dan dilakukan secara parsial.
Kembali ke Ambalan SMANDUBIRMA. Bagi saya, ambalan ini bukan sekedar ambalan penegak yang masih aktif di gugus depannya. Akan tetapi ambalan ini bagi saya adalah “ambalan” anak-anak pramuka pangkalan SMAN 2 Sigi Biromaru baik yang masih aktif maupun yang sudah alumni. Saya sering mengatakan bahwa tidak ada perpisahan yang terjadi di ambalan seperti perpisahan siswa di kelas akhir. Dan memang, selama saya membina ambalan ini tidak ada sekali pun “perpisahan” yang dirayakan anggotanya.
Kini banyak anggota pramuka yang sudah berada “diluar” ambalan. Banyak dari mereka telah menjadi pembina di pangkalan siaga, penggalang dan penegak. Sesekali mereka “kembali” untuk sekedar membantu atau menengok ambalan yang pernah menjadi bagian dari perjalanan di masa penegaknya. Itu karena ikatan persaudaraan masih terjalin kental di antara mereka.
Saya pun tidak pernah benar-benar “meninggalkan” ambalan ini. Kolaborasi dalam berbagai kegiatan antara Ambalan SMANDUBIRMA dan SMADANI menjadi bukti bahwa saya tidak melupakan “ambalan” ini. Saya mencoba menyatukan dua ambalan yang berbeda warna ini dalam satu “ambalan baru” yang saya sebut “Ambalan C-Scout”, ambalan kolaborasi.
Jika dalam proses “kolaborasi” ini membuat kita harus berbeda pendapat dan berselisih paham mungkin kita masih dalam proses “belajar”. Mari kita bermusyawarah dengan hati kita masing-masing, seperti layaknya adik-adik penegak yang bermusyawarah ambalan. Mari mengingat kembali bahwa di sini, di Ambalan SMANDUBIRMA kita pernah “belajar” dalam kebersamaan dan persaudaraan yang erat. Dan mungkin kita kembali mengucap ulang janji kita, karena sumber semangatnya tuh di sana, diuntaian kata TRI SATYA pramuka kita.
Di akhir tulisan ini, saya mengucapkan, “SELAMAT melaksanakan Musyawarah Ambalan bagi Adik-Adik Pramuka Ambalan SMANDUBIRMA, semoga lancar dan sukses. Amin”.
Salam Pramuka!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar