Penulis: Dini Cahyani
(SMPN 2 Sigi Biromaru)
Alkisah
tentang sebuah perjalanan panjang anak-anak “belia”, yang tak sedikit tantangan
dan cobaan harus dilewati. Hambatan dan rintangan yang selalu muncul menerpa silih
berganti, tetapi kami melewati semua masa-masa sulit itu secara bersama-sama.
Ada keceriaan, kebahagian bahkan kesedihan, mengiringi perjalanan kami untuk
menjadi seorang PRAMUKA sejati. Memikul tanggungjawab yang amat besar, kami melewati
rentetan-rentetan peristiwa yang kurang berkenan dihati. Kami belajar menjadi
seorang yang mandiri, patriotisme dan pancasilais sejati yang selalu taat,
patuh dan disiplin.
“Dari
pramuka kami belajar hingga bisa berbuat” ujar salah satu sahabat kami anak
penggalang SMPN 2 Biromaru.
Rasa
bahagia yang “tak bisa diungkapkan dengan kata-kata” muncul dari ekspresi kami
saat pertama kali memiliki Regu Kapas. Sebelum cerita ini beranjak jauh,
sedikit saya ulas tentang kata “kapas.” “Kapas” yang ini bukan sekedar serat yg berbulu putih yg dapat
dipintal menjadi benang. Bukan pula berarti sejumput kapas yang mungkin bisa
kita dapatkan di pasar maupun kios-kios di pinggiran jalan yang manfatnya masih
sebatas apa yang telah tercantum dalam label produksi dari pabriknya, melainkan
“kapas” yang memiliki arti yang luas, yang multifungsi. “Kapas” yang mampu bersaing,
berinteraksi dan selalu siap sedia pada saat kapanpun dibutuhkan di
lingkungannya.
Kembali
ke laptop!
Kami mengawalinya
dari tamu penggalang sebelum menjadi pramuka penggalang ramu. Menggapai satu
tingkatan dalam satuan penggalang tidaklah mudah. Selalu penuh tantangan. Beranjak
ke satu tingkatan saja benar-benar membutuhkan perjuangan yang ekstra. Dan ini menjadi momen berharga yang
tak bisa kami lupakan. Misalnya saat penerimaan tamu penggalang di pangkalan
SMPN 2 Biromaru menjadi momentum awal yang penuh perjuangan menjadi pramuka
penggalang.
Awalnya
hanya memiliki 11 anggota. Pada saat latihan minggu pertama, regu ini berkurang
1 orang, tetapi minggu berikutnya bertambah menjadi 2 orang. Perubahan anggota
di Regu Kapas menyadarkan kami bahwa seperti itulah Pramuka. Dan hal tersebut
membuat saya dan teman-teman termotivasi untuk terus berkecimpung di dunia pramuka.
Pramuka kami yang sebelumnya lama tertidur kini bangkit kembali seperti pohon nyiur
di tepi pantai yang tumbuh menjulang tinggi yang meskipun terombang-ambing
diterpa badai, namun tetap kembali tegar, atau seperti air yang dibekukan di dalam
lemari pendingin setelah diberi suhu yang panas mampu menyesuaikan dengan keadaan
saat itu juga.
Saat
ini anggota tetap Regu Kapas 8 orang. Saya dan teman-teman terinspirasi dari
kalimat yang terucap dari Pembina kami, Kak Asnandar, “Jalan untuk mundur itu luas, tapi jalan untuk maju itu sangatlah sempit.”
Kalimat itu terus terngiang di telinga kami, dan menjadi cambuk bagi kami agar
terus berbuat untuk sesuatu yang lebih bermanfaat.
Saat
pertama kali kami menapakkan kaki berkecimpung kembali di kepramukan, mungkin
terlihat agak kaku. Kami belum terlalu mengenal kakak pembina, tapi seperti
kata pepatah “tak kenal maka tak sayang,“
Itu benar. Semakin kita saling mengenal, selama itu pula kita mulai saling
menyayangi antar sesama. Kelebihan tidak menjadi ukuran apalagi kekurangan
masing-masing anggotanya.
Cobaan
yang sering kami dapatkan adalah ketika orang-orang biasanya mencemoh kepramukaan
dihadapan kami. Diolok-olok bahkan dicibirpun pernah saya alami. Regu Kapas
tetap semangat melewati cobaan itu. Saat ini kami masih bisa berbuat lebih dari
yang lainnya. Kami terus mengajak teman-teman lain untuk ikut serta dalam
kegiatan orgnisasi kepramukaan.
Alhamdulillah,
dari 11 anggota pasukan penggalang, awalnya berkurang menjadi 9 anggota. Namun
seiring berjalannya waktu, sekarang hampir melewati angka 30 anggota tetap
(regular).
“Subhanallah”.
Itu kata yang cocok menggambarkan bagaimana gigihnya usaha regu Kapas
menggairahkan pramuka di pangkalan kami.
Tak terasa
Regu Kapas sudah melewati banyak peristiwa yang bisa menjadi pengalaman dan
bekal untuk meniti kehidupan yang akan datang. Yang menggembirakan, presepsi
tentang kepramukaan dilingkungan masyarakat mulai membaik dengan sendirinya.
Inilah
sepenggal kisah dari Regu Kapas yang telah melewati semuanya dengan penuh
semangat yang tak akan pernah surut dari kami semua. Hampir setahun sudah berlalu, walaupun masih secuil, Regu Kapas akan
selalu memberi motivasi. Andaipun kelak, kami tidak lagi bersekolah di SMPN 2 Biromaru,
tetap “WE ARE REGU KAPAS”.
Buat
teman-teman, thanks ya atas segala
pengorbanannya di gugus kita. Mari kita seragamkan langkah untuk masa depan
yang lebih baik di sekolah yang kita cintai. Buat kakak-kakak pembina yang
tidak saya sebutkan satu persatu namanya dalam tulisan ini, kami pun
menyampaikan terima kasih.
Kakak-kakak
pembina yang selalu membimbing kami, merangkul kami dalam setiap denyut nadinya,
disetiap derap langkahnya, semuanya telah menjadi “kebanggaan tersendiri buat
kami semua”. Sekali lagi terima kasih.
Sampai
bertemu lagi di lain waktu.
“Salam Pramuka”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar