1.8.14

We Are Regu Kapas



Penulis: Dini Cahyani
(SMPN 2 Sigi Biromaru)

Alkisah tentang sebuah perjalanan panjang anak-anak “belia”, yang tak sedikit tantangan dan cobaan harus dilewati. Hambatan dan rintangan yang selalu muncul menerpa silih berganti, tetapi kami melewati semua masa-masa sulit itu secara bersama-sama. Ada keceriaan, kebahagian bahkan kesedihan, mengiringi perjalanan kami untuk menjadi seorang PRAMUKA sejati. Memikul tanggungjawab yang amat besar, kami melewati rentetan-rentetan peristiwa yang kurang berkenan dihati. Kami belajar menjadi seorang yang mandiri, patriotisme dan pancasilais sejati yang selalu taat, patuh dan disiplin.
“Dari pramuka kami belajar hingga bisa berbuat” ujar salah satu sahabat kami anak penggalang SMPN 2 Biromaru.
Rasa bahagia yang “tak bisa diungkapkan dengan kata-kata” muncul dari ekspresi kami saat pertama kali memiliki Regu Kapas. Sebelum cerita ini beranjak jauh, sedikit saya ulas tentang kata “kapas.” “Kapas” yang ini bukan sekedar serat yg berbulu putih yg dapat dipintal menjadi benang. Bukan pula berarti sejumput kapas yang mungkin bisa kita dapatkan di pasar maupun kios-kios di pinggiran jalan yang manfatnya masih sebatas apa yang telah tercantum dalam label produksi dari pabriknya, melainkan “kapas” yang memiliki arti yang luas, yang multifungsi. “Kapas” yang mampu bersaing, berinteraksi dan selalu siap sedia pada saat kapanpun dibutuhkan di lingkungannya.

Kembali ke laptop!
Kami mengawalinya dari tamu penggalang sebelum menjadi pramuka penggalang ramu. Menggapai satu tingkatan dalam satuan penggalang tidaklah mudah. Selalu penuh tantangan. Beranjak ke satu tingkatan saja benar-benar membutuhkan perjuangan yang ekstra. Dan ini menjadi momen berharga yang tak bisa kami lupakan. Misalnya saat penerimaan tamu penggalang di pangkalan SMPN 2 Biromaru menjadi momentum awal yang penuh perjuangan menjadi pramuka penggalang.
Awalnya hanya memiliki 11 anggota. Pada saat latihan minggu pertama, regu ini berkurang 1 orang, tetapi minggu berikutnya bertambah menjadi 2 orang. Perubahan anggota di Regu Kapas menyadarkan kami bahwa seperti itulah Pramuka. Dan hal tersebut membuat saya dan teman-teman termotivasi untuk terus berkecimpung di dunia pramuka. Pramuka kami yang sebelumnya lama tertidur kini bangkit kembali seperti pohon nyiur di tepi pantai yang tumbuh menjulang tinggi yang meskipun terombang-ambing diterpa badai, namun tetap kembali tegar, atau seperti air yang dibekukan di dalam lemari pendingin setelah diberi suhu yang panas mampu menyesuaikan dengan keadaan saat itu juga.
Saat ini anggota tetap Regu Kapas 8 orang. Saya dan teman-teman terinspirasi dari kalimat yang terucap dari Pembina kami, Kak Asnandar, “Jalan untuk mundur itu luas, tapi jalan untuk maju itu sangatlah sempit.” Kalimat itu terus terngiang di telinga kami, dan menjadi cambuk bagi kami agar terus berbuat untuk sesuatu yang lebih bermanfaat.
Saat pertama kali kami menapakkan kaki berkecimpung kembali di kepramukan, mungkin terlihat agak kaku. Kami belum terlalu mengenal kakak pembina, tapi seperti kata pepatah “tak kenal maka tak sayang,“ Itu benar. Semakin kita saling mengenal, selama itu pula kita mulai saling menyayangi antar sesama. Kelebihan tidak menjadi ukuran apalagi kekurangan masing-masing anggotanya.
Cobaan yang sering kami dapatkan adalah ketika orang-orang biasanya mencemoh kepramukaan dihadapan kami. Diolok-olok bahkan dicibirpun pernah saya alami. Regu Kapas tetap semangat melewati cobaan itu. Saat ini kami masih bisa berbuat lebih dari yang lainnya. Kami terus mengajak teman-teman lain untuk ikut serta dalam kegiatan orgnisasi kepramukaan.
Alhamdulillah, dari 11 anggota pasukan penggalang, awalnya berkurang menjadi 9 anggota. Namun seiring berjalannya waktu, sekarang hampir melewati angka 30 anggota tetap (regular).
“Subhanallah”. Itu kata yang cocok menggambarkan bagaimana gigihnya usaha regu Kapas menggairahkan pramuka di pangkalan kami.
Tak terasa Regu Kapas sudah melewati banyak peristiwa yang bisa menjadi pengalaman dan bekal untuk meniti kehidupan yang akan datang. Yang menggembirakan, presepsi tentang kepramukaan dilingkungan masyarakat mulai membaik dengan sendirinya.
Inilah sepenggal kisah dari Regu Kapas yang telah melewati semuanya dengan penuh semangat yang tak akan pernah surut dari kami semua. Hampir setahun sudah  berlalu, walaupun masih secuil, Regu Kapas akan selalu memberi motivasi. Andaipun kelak, kami tidak lagi bersekolah di SMPN 2 Biromaru, tetap “WE ARE REGU KAPAS”.
Buat teman-teman, thanks ya atas segala pengorbanannya di gugus kita. Mari kita seragamkan langkah untuk masa depan yang lebih baik di sekolah yang kita cintai. Buat kakak-kakak pembina yang tidak saya sebutkan satu persatu namanya dalam tulisan ini, kami pun menyampaikan terima kasih.
Kakak-kakak pembina yang selalu membimbing kami, merangkul kami dalam setiap denyut nadinya, disetiap derap langkahnya, semuanya telah menjadi “kebanggaan tersendiri buat kami semua”. Sekali lagi terima kasih.
Sampai bertemu lagi di lain waktu.
“Salam Pramuka”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar