Terbaik 1 :
Jam Kosong
Oleh:
Ade
Fazliana Mantika
Siswa Kelas XII IPA 3
Seberapa
sering jam kosong dikelasmu? Tentu jam kosong tidak dapat dihindari oleh siswa
manapun. Banyak penyebab guru tidak menghadiri kelas membuat siswa harus
berpikir bagaimana cara mengisi jam kosong dengan kegiatan yang berguna. Namun
sebagian siswa ada juga yang berpikir bahwa jam kosong adalah waktu dimana kita
harus beristirahat ataupun mengisinya dengan kegiatan lain selain belajar.
Penulis
pun melakukan wawancara ke teman sekolahnya yang berinisial ADB untuk membantu
penulisan artikel ini. Dengan mengajukan beberapa pertanyaan ke narasumber,
penulis pun mendapat beberapa informasi.
ADB mengatakan ia merasa senang ada jam kosong karena dapat melakukan
kegiatan seperti membaca buku, berbicara dengan teman, bermain laptop atau hp.
Namun ia juga mengungkapkan jam kosong
ada untung dan ruginya, keuntungannya ialah saya dapat belajar jika hari itu
ada ulangan sedangkan ruginya adalah kita membayar ke sekolah untuk menerima
hak sebagai pelajar dalam arti rugi secara material.
Penulis
bertanya lagi kepada ADB, apa alasan guru yang kalian dengar sehingga guru
tersebut tidak dapat masuk kelas? ”bermacam-macam
seperti sakit, ada tamu, rapat, melayat, atau acara keluarga,” katanya.
Penulis
melanjutkan pertanyaannya, seberapa sering jam kosong dikelasmu? Ia mengatakan
tak menentu terkadang seminggu 1 kali, seminggu 2 kali dan yang paling parah
pernah dalam 1 hari hanya 1 mata pelajaran yang masuk walaupun ada tugas yang
diberikan oleh guru yang tidak masuk namun itu tetap termasuk jam kosong. Ia
menambahkan lagi dengan memberi saran kepada guru agar sebisanya
diminimalisirkan atau dikurangi ketidakhadiran guru dalam kelas sehingga tidak
merugikan siswa.
Banyak
sekali kerugian bagi siswa dengan adanya jam kosong. Misalnya, karena
ketinggalan materi guru tersebut mempercepat materinya agar mencapai materi
yang sama dengan kelas lain artinya materi tersebut tetap terus dilanjutkan walaupun siswa tidak mengerti atau
paham dengan materi tersebut. Atau guru tersebut memperpanjang jam mata
pelajaran agar dapat mencapai materi yang sudah seharusnya dibahas namun itu
sangat merugikan siswa karena dapat memotong waktu istirahat atau jam pulang
siswa yang seharusnya waktu istirahat 15 menit menjadi 5 menit dan seharusnya
siswa pulang jam 15:00 menjadi 17:00.
Kebanyakan
guru yang tidak masuk hanya memberikan tugas, namun memberikan tugas pun kurang
efektif karena tidak adanya tatap muka antara siswa dan guru. Siswa juga tidak
belajar dalam arti mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh seperti biasanya
karena beberapa siswa hanya mengharapkan teman yang lain untuk mengerjakannya
dan tinggal menyalin. Jadi diberikan tugas itu sama saja dengan jam kosong,
terbukti ketika absensi guru dalam mengajar walaupun diberikan tugas tetap saja
dikatakan guru tersebut tidak mengajar.
Penulis juga mencari informasi ke
salah satu guru berinisial F yang dapat dikatakan hampir selalu masuk kelas dan
meminta saran untuk siswa dan guru. Dan guru F mengatakan bahwa guru dan siswa
menyiapkan fasilitas sehingga tidak ada kesan bahwa kelas itu kosong,seperti
yang tadi bapak sampaikan dimana saja bisa jadi kelas. Diluar kelas,didalam
perpustakan,di jalan adalah termasuk proses pembelajaran. Kalau belajar lewat
permainan juga bisa seperti bermain tebak-tebakan ada yang memberi tebakan ada
yang menjawab kemudian tertawa ramai ramai itu tidak masalah sepanjang tidak
menggangu orang lain. Bapak sangat mengharapkan fasilitasnya, cukup guru tidak masuk siswa belajar
mandiri,tutor sebaya yang merasa mampu membagi ilmu,tanpa guru kita tetap bisa
belajar.
Namun
dengan fasilitas yang memadai pun tidak akan bisa menghindari jam kosong kalau
pada diri siswatidak ada kesadaran dan pikiran jernih menjadikan siswa menjadi
malas, tidak bertanggung jawab hingga tidak disiplin. Dengan kesadaran dan
pikiran jernih setiap siswa pasti akan memilih cara bagaimana mengisi jam
kosong tersebut, dengan hal-hal yang berguna atau hal-hal yang kurang berguna
bagi dirinya.
Terbaik 2 :
Antara Pendidik Dan Peserta Didik
di SMAN Madani
Oleh :
Theresia
Chandra
Siswa Kelas XII
IPA 3
Berkaitan dengan tugas
mata pelajaran mulok di SMA Negeri Model Terpadu Madani Palu, yang bertemakan
mengenai “Jam Kosong”, membuat para siswa khususnya di XII IPA 3 menjadi lebih
berpikir kritis. Bagaimana tidak? Para siswa di XII ipa 3 di tuntun berusaha
belajar mengolah kata demi kata menjadi suatu rangkaian yang menarik untuk di
lirik. Penulis pun tertegun sejenak , memikirkan tulisan yang berkaitan dengan
“Jam kosong”.
Sebagaimana
di ketahui , kegiatan belajar-mengajar merupakan suatu proses timbal balik
antara hak dan kewajiban di sekolah. Di mana, kewajiban guru adalah mengajar
dan hak murid adalah menerima pelajaran. Tiap guru mempunyai jadwal-jadwal mata
pelajarannya masing-masing yang menjadi kewajibannya dalam hal mengajar. Sebagaimana
besarkah kepedulian warga SMA Madani mengenai kekosongan jam mata pelajaran ? Dan
apa jadinya jika guru tidak dapat melakukan kewajibannya sebagai pengajar ?
Tentu akan memunculkan berbagai persepsi mengenai jam kosong. Bagi beberapa
siswa tentu saja ada yang pro bahkan sangat mendambakan jika guru tidak masuk
saat jam pelajaran namun di lain pihak ada juga beberapa siswa yang kontra
mengenai kekosongan jam mata pelajaran. Penulis pun mencoba untuk mencari tau ,
seberapa besarkah kepedulian warga Madani mengenai kekosongan jam mata
pelajaran.
Penulis mewawancarai salah satu siswa SMA
Madani yang sebelumnya terlihat duduk santai di sepanjang koridor kelas, sebut
saja namanya Ika. Dimana , ika merupakan adik kelas dari penulis sendiri. Dari hasil wawancara , ika mengatakan “Dengan
adanya jam kosong , memberikan kesegaran dan refreshing tersendiri setelah
belajar dengan waktu yang begitu padat sembari melepas kelelahan yang ada”.
Terhadap kekosongan mata pelajaran yang ada, Ika pun mengakui ia senang dengan
adanya jam kosong jika mata pelajaran itu kurang menarik baginya namun ia tidak
setuju jika mata pelajaran yang di minatinya terjadi kekosongan jam pelajaran. Dari
wawancara yang ada , terlihat sangat jelas bagaimana pro dan kontra siswa
terhadap kekosongan mata pelajaran.
Penulis
pun mencoba mencari informasi dari salah satu guru mata pelajaran tertentu yang
kebetulan sedang tidak ada jam mengajar. Menurut guru tersebut , jam kosong
terjadi karena beberapa alasan antara lain . Pertama , guru berhalangan masuk
kelas karena mendapatkan tugas dinas atau tugas pelatihan. Kedua, guru
berhalangan masuk karena sakit. Ketiga, guru terlambat masuk di karenakan
terjadinya secara tiba-tiba sesuatu hal yang tidak di inginkan seperti ban
bocor saat perjalanan ke sekolah.
Di
lain pihak , penulis juga mencoba mewawancarai kepala sekolah SMA Madani
mengenai solusi untuk mengatasi jam kosong. Dari hasil wawancara didapatkan 3
upaya sekolah dalam mengatasi kekosongan jam .Pertama , mendata guru yang masuk
. Kedua, memanggil dan memberi sanksi kepada guru yang tiga kali berturut-turut
atau lebih dimana tidak hadir dengan alasan yang tidak jelas. Ketiga , di
berikannya guru pengganti bagi mata pelajaran yang sama jika terjadi kekosongan
jam pelajaran.
Menurut
penulis dalam mengatasi “Jam Kosong” di SMA Madani , di perlukannya kerja sama
yang baik antara warga SMA Madani demi tetap terwujudnya masyarakat Madani yang
peduli akan kesatuan Madani. Kerja sama yang di maksudkan antara lain . Pertama
, sebagai guru harus memengang prinsip menjalankan kewajibannya sebagai
pendidik dengan sebaik mungkin serta tidak meninggalkan jam pelajarannya tanpa
adanya pemberitahuan. Kedua , sebagai siswa jika terjadi Jam kosong maka siswa
harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin seperti belajar individu atau belajar
kelompok sehingga tidak menimbulkan kegaduhan serta kebisingan bagi siswa yang
lain .Ketiga , sebagai siswa tidak perlu takut untuk menyatakan kejujuran
mengenai data kehadiran guru yang mengajar.
Dengan
adanya kerja sama yang baik , tentu saja kepedulian sebagai masyarakat madani
pun akan tetap terjaga sebab sekolah bukan hanya tempat menimbah ilmu saja
melainkan tempat mendisplinkan diri dan menumbuhkan karakter seluruh warga
sekolah baik guru maupun murid untuk menjalankan tugas dan kewajibannya
masing-masing.
Terbaik 3 :
Menjalankan Kewajiban, Hak diterima
Oleh:
Zahria Khoirunnisaa
Siswa Kelas XII IPA 3
Jarum jam menandakan
pukul 07.30 bel pun berbunyi. Jam pelajaran pertama akan segera dimulai.
Seluruh warga sekolah menjalankan aktivitasnya masing-masing. Siswa-siswi masuk
ke dalam ruang kelas mereka, ruang tata usaha mulai disibukkan dengan aktivitas
mereka mengurus administrasi sekolah. Seluruh guru yang berkumpul di ruangannya
kala itu langsung berpencar menuju kelas sesuai jadwal yang ada. Langkah demi langkah
dengan semangat pagi mereka berusaha menjalankan kewajibannya sebagai tenaga
pendidik. Siswa-siswi pun siap menerima pelajaran dengan baik. Langkah itupun
terhenti di tempat tujuannya dengan memberikan senyuman dan sapaan para siswa
siap menerima hak mereka untuk mendapatkan ilmu.
Staf TU pun berkeliling
sekolah mengunjungi tiap kelas untuk mendapatkan informasi ruang kelas mana
yang gurunya tidak masuk. Pada salah satu kelas ternyata gurunya berhalangan
untuk hadir karena sedang ada kegiatan di luar kota. Guru itupun tidak memberikan
tugas atau semacamnya untuk dikerjakan.
Menurut kalian bagaimana
suasana kelas itu? Apakah tenang dan muridnya belajar mandiri dengan baik?
Karena sekolah ini merupakan salah satu sekolah terbaik di provinsinya. Belajar
mandiri? Itu hanya angan belaka. Kalaupun memang ada hal itu dilakukan hanya
1-5 orang siswa saja dari keseluruhan siswa dalam kelas itu. Jadi apa yang
dilakukan siswa lain? Mereka sibuk dengan urusan masing-masing yang tentunya
tidak berhubungan dengan pelajaran. Contohnya main game, tidur, bercerita, dan
lainnya. Jadi siapa yang bertanggung jawab dengan keadaan yang seperti ini?
Siapa yang harus disalahkan atas tidak
terjadinya proses belajar mengajar?.
Mari kita lihat dari
pendapat guru, kepsek, dan murid mengenai jam kosong. Jam kosong adalah suasana
di mana proses belajar mengajar tidak terjadi. Ternyata guru yang tidak masuk
pada saat jam mengajarnya punya banyak faktor, misalnya ada pelatihan, urusan keluarga, sakit,
dan lainnya. Tapi yang mengecewakan adalah saat guru tidak memberikan kabar
kenapa dia tidak bisa masuk untuk mangajar. Sekolahpun sudah mengusahakan
selalu mendaftar kehadiran guru dan memberi sanksi yang sesuai jika guru
berhalangan masuk tanpa izin yang jelas. Untuk itu dianjurkan pada semua guru
yang berhalangan masuk untuk meberikan tugas kepada muridnya. Hal itu dalam
segi pemikiran guru dan sekolah.
Bagaimana dengan murid?
Salah seorang murid mengatakan bahwa
untuk mengisi jam kosong, dia mengerjakan tugas jika ada. Dan
kalau tidak ada, dia mencari kesibukan dengan belajar di
perpustakaan atau mengerjakan sesuatu yang bermanfaat. Dengan adanya jam kosong
dia merasa rugi karena kita bayar uang sekolah full dan tidak mendapatkan
pembelajaran yang maksimal serta kewajiban kita untuk menyerap pelajaran.
Jam kosong bisa terjadi
karena 2 faktor yaitu dari guru dan murid. Contohnya dari murid saat sudah jam
masuk, murid masih dikantin sehingga membuat guru malas masuk ke dalam kelas
karena muridnya tidak tepat waktu.
Oleh karena itu, ada
tidaknya jam kosong tergantung dari 2 komponen yaitu guru dan murid. Bagaimana
kita memanfaatkan jam kosong itu sendiri harus dari kesadaran masing-masing
karena yang mengalami kerugian adalah siswa itu sendiri. Karena seorang guru
mempunyai kewajiban untuk memberikan ilmu dan siswa juga mempunyai hak untuk
menerima ilmu tersebut.
Untuk mencegah adanya
jam kosong guru harus sadar akan kewajibannya sebagai tenaga pendidik serta
sekolah harus lebih tegas dalam hal kehadiran guru dan muridnya. Jadi, marilah
kita bekerja sama dengan baik dalam proses belajar mengajar dan memanfaatkan
dengan baik jam kosong dengan kegiatan-kegiatan yang menunjang pembelajaran itu
sendiri.
Terbaik 4 :
JAM KOSONG
Oleh:
EMA HARDIANA
Siswa Kelas XII IPA 3
Selasa, 18 November 2014 penulis
mendapatkan tugas dari Pak Aris Arianto selaku
guru pembimbing mata pelajaran mulok untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
pada pelajaran ini yaitu mewawancarai siswa/siswi SMA Negeri Model Terpadu
Madani seputar jam kosong, yang pastinya pernah terjadi di setiap sekolah dan
paling ditunggu-tunggu oleh sebagian siswa di kelas.
Kali ini, penulis berkesempatan
mewawancarai salah satu siswi di SMA Negeri Model Terpadu Madani kelas XII IPA
1 yaitu Ade Sintya Indrayani.
“Apa yang kamu ketahui seputar jam
kosong yang sering terjadi pada siswa di sekolah?”. Menurut Syntia, jam kosong
merupakan situasi pada saat itu tidak ada kegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung di kelas. Kemudian penulis bertanya lagi mengenai kegiatan apa saja
yang Ia lakukan ketika jam kosong tiba. “Biasanya saya pribadi lebih
memanfaatkan waktu yang ada, jadi kalau ada yang bisa dikerja, ya dikerjakan,
mengingat kita sudah kelas ujian, tetapi kalau tidak, saya akan bercengkrama
dengan teman-teman yang lain untuk menjaga keakraban” tuturnya.
Ya, seperti yang kita ketahui, tentu
saja ada masa di mana siswa menginginkan kebebasan. Kebebasan yang penulis
maksud di sini adalah “refreshing” yaitu
sebuah penyegaran pemikiran setelah mendapat banyak tugas, soal-soal ataupun
materi yang diberikan guru. Sepertinya, waktu istirahat yang berlangsung 15
menit mungkin “kurang” atau “tidak cukup” bagi sebagian siswa untuk menghadapi
mata pelajaran berikutnya. Sehingga, ketika berhadapan dengan jam kosong
sebagian siswa merasa sangat senang.
Kembali penulis menggali informasi
kepada Ade Sintya tentang pendapat ataupun perasaannya ketika harus bertemu
dengan jam kosong di kelas. Pasti, seperti kebanyakan siswa atau teman-teman
lain tentunya Ia terkadang merasa senang karena sebagai siswa, Ia merasa sudah terlalu jenuh
dengan pembelajaran-pembelajaran sebelumnya. Kemudian, masuk lagi mata
pelajaran berikutnya di kelas. Di sisi lain, Ia juga berpikir bahwa jika guru
yang bersangkutan tidak masuk, maka siswa sendirilah yang merugi. Mengapa? Yah
karena orang tua siswa sudah membayar penuh jam pelajaran di sekolah tetapi
nyatanya tidak sesuai.
“Lalu bagaimana saran Anda sebagai
seorang siswa mengenai jam kosong untuk teman-teman atau siswa lain, juga
kepada guru?” Pertanyaan penutup dari penulis yang diajukan kepada narasumber.
“Saran saya kepada guru, apabila tidak
bisa masuk ke kelas atau sedang berhalangan hadir, setidaknya bisa memberikan tugas
yang membuat siswa lebih terpacu dan tidak menganggap remeh mata pelajaran tersebut.
Saran saya buat siswa dan teman-teman, berusahalah untuk memanfaatkan waktu
sebaik mungkin, walaupun tidak ada guru minimal kita bisa belajar bersama agar
waktu di sekolah tidak terbuang begitu saja”.
Di waktu yang berbeda, penulis juga
menyempatkan diri untuk bertanya kepada kepala sekolah maupun salah satu guru
tentang upaya sekolah untuk mengatasi jam kosong. Menurut beliau, "Guru
yang tidak hadir sebaiknya meninggalkan tugas kepada siswa untuk dikerjakan,
entah di perpustakaan ataupun searching di internet tentang materi tersebut.
Intinya siswa harus tetap proaktif". Sedangkan upaya kepala sekolah untuk
mengatasi jam kosong yaitu dengan cara mendata guru yang tidak masuk, memanggil
dan memberi sanksi bagi guru yang sering tidak masuk, contoh sanksinya adalah
potongan honor guru tersebut. Yang terakhir yaitu harus ada guru pengganti
dengan mata pelajaran yang sama.
Setelah penulis melakukan wawancara
seputar jam kosong, penulis bisa menyimpulkan bahwa jam kosong itu ada dampak
positif dan negatifnya bagi siswa. Bagaimanapun cerdasnya seorang siswa, pastilah ada rasa jenuh yang
hinggap sesaat dibenaknya, saat itulah Ia butuh “refreshing”. Begitu pula dengan siswa lain, bagaimanapun malasnya
seorang siswa, pastilah ada rasa bosan yang datang dipikirannya jika tidak
belajar atau saat jam kosong terlalu
sering terjadi pastilah Ia merasa sangat rugi.
Terbaik 5 :
JAMKOS
Oleh:
Nisa Fachrizha
Munier
Siswa Kelas XII
IPA 3
Jamkos atau yang lebih
dikenal dengan istilah Jam Kosong. Yap! Siapa yang tak mengenal dan tak
menyukai Jamkos? Hampir semua siswa pasti sangat menyukai yang namanya Jamkos.
Bagi mereka Jamkos itu adalah hal terindah yang selalu mereka inginkan karena saat
itulah mereka bisa mengistiratkan otak dan diri mereka, mengekspresikan ataupun
melakukan hal-hal yang tak bisa mereka lakukan saat jam pelajaran berlangsung.
Mungkin
Jamkos memang bisa dikategorikan sebagai hal terindah, tapi nyatanya semua hal indah
tak luput pula memiliki satu nilai keburukan, seperti halnya Jamkos yang selalu
didamba-dambakan oleh siswa, mungkin saat itu mereka memang bisa merelaks-kan
diri atau melakukan hal-hal yang mereka ingin lakukan, tapi mereka tak berpikir
kalau Jamkos itu juga bisa merugikan diri mereka sendiri bila tidak
dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.
Penulis
akhirnya iseng-iseng melakukan wawancara kecil-kecilan terhadap siswa SMA Madani.
Saat berkeliling sekolah, penulis menemui seorang siswa bernama Nadiya Gairsa yang
memang saat itu sedang memiliki Jamkos dan sedang asyik bercanda gurau dengan
beberapa teman-temannya. Saat itu penulis pun mencoba menanyainya beberapa hal
tentang Jamkos.
Lalu
gadis yang lebih senang disapa Nadiya ini mengaku bahwa ia juga sangat menyukai
Jamkos, dan dia sering mengisi Jamkos-nya
dengan tidur, mendengarkan musik atau bergosip ria dengan teman-temannya, tapi
disatu sisi ia juga berharap kalau frekuensi keberadaan Jamkos sedikit
dikurangi,
“Enak
memang, tapi karena Jamkos itu kelas kami jadi ketinggalan beberapa materi”
ujarnya.
“Tapi kalo gurunya
memang tidak bisa masuk, setidaknya kasih tugas supaya kita nda ketinggalan
kasian..” tambahnya lagi.
Belum
puas dengan jawaban Nadiya, penulis mencoba mengorek informasi lagi dari pihak
lain, yaitu seorang siswa Aksel bernama Ade Friskilla.
“Tugas.. Tugas..
Tugas.. Madani kan sering sekali ba kasih tugas, jadi lebih baik pas Jamkos saya
kerjakan memang itu tugas-tugas supaya menghemat waktu”, kata Ade Friskilla.
Berbeda dengan Nadiya,
Ade memang lebih suka mengisi Jamkosnya dengan mengerjakan tugas atau pergi
mengunjungi perpustakaan sekolah daripada melakukan hal-hal yang tidak penting
seperti bernyanyi-nyanyi dalam kenal, bermain atau sekedar pergi ke kantin.
Siswa
Aksel ini juga mengatakan kalau ia terkadang bisa sangat menyukai Jamkos,
alasannya karena ada beberapa mata pelajaran yang memang kurang menarik
moodnya, jadi Ade akan merasa senang saat mata pelajaran itu tidak berlangsung.
Sebenarnya
dampak Jamkos yang bisa sangat menguntungkan ataupun merugikan para siswa itu tergantung
pada diri siswa masing-masing, tergantung pada kemauan dan kemandirian siswa
itu sendiri. Kalau siswa itu mampu memanfaatkan dengan baik Jamkosnya seperti
halnya Ade, pasti akan berdampak baik pula untuk dirinya, dan sebaliknya jika
Jamkos hanya digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat pasti hanya akan
merugikan siswa itu sendiri.
waah pak tulisan adik adik cukup menarik, coba kalo mulok dari dulu seperti ini. hehehe
BalasHapus